Rabu, 18 April 2018

PCNU Kabupaten Cirebon Rehabilitasi 20 Mushala Terdampak Banjir

Kamis, 15 Maret 2018 21:15 
Cirebon, NU Online
Banjir bandang menerjang wilayah timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada tiga pekan silam. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon langsung turun tangan dengan membagikan bantuan berupa kebutuhan mendasar kepada korban.

Tak cukup dengan itu, melalui tiga lembaganya, yakni Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU (LPBINU) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedakah NU (LAZISNU), PCNU Kabupaten Cirebon meluncurkan program rehabilitasi tajug (mushala) pascabanjir (hati tajir) pada Kamis (15/3) di dua tempat, yakni di Mushala Baiturrohim Desa Ciledug Kulon, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon dan di Mushala Al Barokah Desa Cilengkrang Girang, Pasaleman, Kabupaten Cirebon.

Untuk tahap pertama, telah ditentukan sebanyak 20 tajug, 10 di Kecamatan Ciledug dan 10 di Kecamatan Pasaleman. Kesepuluh titik prioritas pengecatan sudah didata sesuai hasil survei LTM NU, LPBI NU, dan LAZISNU PCNU Kabupaten Cirebon bersama Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat.

"Untuk program rehabilitasi tajug pascabanjir melibatkan 3 lembaga (LTMNU, LPBINU, LAZISNU) dan 2 Majelis Wakil Cabang (MWC). Semuanya bergerak sesuai fungsinya hingga suksenya acara, anggaran disediakan oleh LAZISNU dan LPBINU yang dikumpulkan dari warga NU, teknis di lapangan oleh LTM. Ini adalah bentuk interkoneksi yang terbangun antarlembaga NU," kata KH Aziz Hakim Syaerozi, Ketua PCNU Kabupaten Cirebon.

Ketua LTMNU Kabupaten Cirebon Ahmad Sunandar mengatakan, sejak kali pertama dilantik, sudah melakukan pengecatan puluhan mushala. Tetapi mengingat adanya banjir, konsentrasi pengecatan difokuskan pada wilayah yang terdampak banjir.

"Program pengecatan tajug sebenarnya merupakan program unggulan LTMNU sejak dilantik dengan nama program pengecatan 1.000 tajug. Sudah puluhan tajug yang dicat. Karena momentumnya ada banjir, maka pengecatan mushala menjadi kebutuhan selain pengadaan Al-Qur’an dan lainnya."

Program hati tajir merupakan lanjutan program peduli korban banjir dari PCNU Kabupaten Cirebon. Perbaikan mushala yang menjadi pusat kegiatan keagamaan penting dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam beribadah selain juga kegiatan positif lainnya seperti pengajian.

Selain mengecat kembali mushala, program hati tajir juga melakukan bersih-bersih masjid (BBM), perbaikan pompa air dan pengeras suara masjid dan mushala, serta wakaf Al-Qur’an untuk tajug-tajug di daerah terdampak banjir.

Pembukaan dihadiri oleh Rais Syuriyah PCNU KH Wawan Arwani Amin, KH Aziz Hakim Syaerozi, Dewan Pakar LPBINU H Muhari, Ketua LTM Kabupaten Cirebon Ahmad Sunandar, Ketua LAZISNU H Asep Saefullah, Ketua LPBINU H Ahmad Syafik. (Syakir NF/Abdullah Alawi)

PCNU Kabupaten Cirebon Bantu Keluarga Fitriyah melalui LAZISNU

CIREBON – Prihatin dengan kondisi yang dialami Fitriyah dan anak bungsunya serta tiga anak lainnya yang putus sekolah. Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon turut membantu.

Dengan membuka donasi cepat bagi kalangan pengurus dan warga. Donasi disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Infak dan Sodakoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Cirebon.

Dalam waktu dua hari jutaan dana terkumpul dan langsung diserahkan kepada Fitriyah yang sedang terbaring di Rumah Sakit (RS) Permata Cirebon, Sabtu (10/6) lalu.

Dana kepedulian diberikan langsung Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin. 

Kang Wawan, sapaan akrabnya, datang bersama Wakil Bendahara PCNU H Bisri Latief, Pengurus LAZISNU Kabupaten Cirebon Asep Saefullah, dan Pengurus Karang Taruna Kecamatan Losari Agus Salamun.

Dalam kesempatan tersebut Kang Wawan memberikan motivasi agar Fitriyah dan keluarganya tabah menghadapi cobaan hidup. Cobaan itu menunjukkan bahwa Allah sayang terhadap keluarga Fitriyah.
Ia juga mendoakan agar penyakit yang diderita keluarga Fitriyah segera disembuhkan. Kang Wawan juga berharap anak-anak mau dipondokkan dan sekolahkan di pesantrennya tanpa biaya sepeser pun.

“Kami berharap anak-anak bisa mondok di pesantren. Makan, minum, sekolah insya Allah kami yang tanggung. Selain untuk masa depan mereka, juga meringankan beban Bu Fitriyah, sehingga tidak berat mencari nafkahnya,” tutur pengasuh Buntet Pesantren, Kecamatan Astanajapura itu.

Dengan kalimat menahan haru, Fitriyah menyampaikan terima kasih kepada NU. Ia juga menceritakan kondisi keluarga, mulai dari penyakit tumor payudara yang diderita, gizi buruk anak bungsunya, beratnya mencari nafkah menghidupi empat anak tanpa suami, anak-anak yang putus sekolah, dan hal lainnya yang membuat suasana menjadi haru.

“Terima kasih pak kiai dan kepada NU atas perhatiannya. Doakan kami diberikan kekuatan dan kemudahan. Nanti saya akan bujuk anak-anak untuk mau mesantren,” kata Fitriyah yang mengaku baru selesai menjalani operasi payudara.
Usai menjenguk Fitriyah, pengurus NU juga menengok anak bungsunya yang juga dirawat di RS setempat, tak jauh dari kamar ibunya. Kondisinya sangat memprihatinkan. Meski usianya 4 tahun, tapi tubuhnya seperti anak normal usia satu tahun.

Pantauan wartawan, tubuh Ahmad Ramadani (4) tampak kurus kering. Matanya seperti menatap tajam, meskipun menurut neneknya ia tidak bisa melihat. Jauh dari anak seusianya, Ramadani tak bisa bicara. Untuk mendengar juga tidak terlalu peka. Bereaksi hanya terhadap suara yang lebih keras.
Sebelumnya, pemberitaan nasib Fitriyah bin Wari, warga Desa Astanalanggar RT/RW 02/05, Kecamatan Losari itu menjadi sorotan media. Fitriyah terpaksa mengurus anak-anaknya sendirian, setelah ditinggal suaminya tiga tahun lalu karena panyakit paru.

Ia hanya mengandalkan kerja serabutan beburu mengupas kulit bawang untuk menghidupi anak-anaknya. Seiring berjalannya waktu, keterbatasannya mulai memunculkan persoalan baru yang tak kalah berat. Satu per satu anak-anaknya putus sekolah (drop out).

Dimulai anak pertamanya Gelistina Henia (13) yang tidak lulus Sekola Dasar (SD). Tak lama adiknya, Tia yang kini berusia 12 tahun, juga putus sekolah saat menginjak kelas III. 
Sedangkan adiknya Lisa Septianingsih, meski sudah masuk usia sekolah, tapi sama sekali tak mengenyam pendidikan dasar. (ril/ari)

Wirausaha Binaan Nahdlatul Ulama (Wirabina NU)


SUMBER - Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) berkolaborasi dengan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kabupaten Cirebon mengagas program pemberdayaan ekonomi Warga Nahdliyin dengan nama Wirausaha Binaan Nahdlatul Ulama (Wirabina NU). Visi besarnya, NU ingin melahirkan para wirausahawan baru berjiwa santri, memiliki etos kerja tinggi dan punya semangat besar untuk maju.


Bagi yang memenuhi kualifikasi LAZISNU dan LPNU akan memfasilitasi pinjaman modal lunak untuk gerobak dan modal usaha, serta pendampingan manajemen. Untuk ketentuan usahanya antara lain :
  1. Berkonsep Pedagang Kaki Lima (PKL)
  2. Jenis gerobak/lapak semi permanen
  3. Kebutuhan modal usaha kisaran Rp 2.000.000,- sampai Rp 3.000.000,-
  4. Tempat usaha strategis atau di bahu jalan
  5. Tempat usaha di branding Wirausaha Binaan Nahdlatul Ulama (Wirabina NU)
Sedangkan untuk calon wirausahawan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
  1. Warga NU tinggal di Kabupaten Cirebon
  2. Sedang tidak memiliki pekerjaan tetap
  3. Berasal dari keluarga tidak mampu
  4. Memiliki semangat kerja keras
  5. Memiliki kemampuan untuk mengelola jenis usaha yang dipilih
  6. Siap fokus menjalankan dalam jangka waktu yang lama
  7. Mendapatkan rekomendasi dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat
  8. Siap mengembalikan pinjaman modal paling lama 2 tahun
  9. Siap menyisihkan keuntungan usaha untuk infaq di LAZISNU
Untuk persyaratan calon wirausahawan Wirausaha Binaan Nahdlatul Ulama (Wirabina NU) antara lain :
  1. Fotocopy KTP dan KK
  2. Foto ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar
  3. Surat Keterangan Tidak Mampu dari Pemerintah Desa setempat
  4. Surat Rekomendasi dari MWCNU yang ditanda tangani oleh Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriyah setempat
Setelah syarat pendaftaran dipenuhi, Tim LAZISNU dan LPNU akan melakukan survey yang menentukan kelayakan personal dan potensi usaha. Pendaftar tercepat akan diprioritaskan. Adapun tahapannya adalah :
  • Penyerahan berkas hingga 7 Agustus 2017
  • Survey personal dan potensi usaha hingga 12 Agustus 2017
  • Pengumuman hasil pada 15 Agustus 2017
  • Menyiapkan perangkat usaha hingga 27 Agustus 2017
  • Grand Launching 30 Agustus 2017